Pagi,
terima kasih sudah datang membangunkanku. Aku sudah sangat lelah terlelap dan
bermimpi. Walaupun aku masih tak bisa menghindari sang malam yang akan selalu
memaksa kedua kelopak mata tertutup dan kembali bermimpi. Senang rasanya kau
hadiahi sebuah hari yang cerah di akhir tahun ini yang kemudian menghadirkan
hari-hari indah kedepannya. Mimpi burukku sudah berakhir kan? Sudah cukup yah. Rasanya
sudah lama tak menghirup udara pagi sesegar ini. Masa bodoh dengan jalur air
mataku yang belum mengering, setidaknya senyuman itu sudah kembali. Senyuman yang
sekian lama pudar, kehadiran jiwa dan tawa seseorang yang lama hilang kini
sudah kutemukan kembali adanya. Raga yang belum lama kulihat seperti patung,
kosong, tak bernyawa, kini sudah bisa kurasakan lagi hangat sentuhannya. Terima
kasih untuk Yang Maha Pengasih, Engkau mengembalikannya untukku, untuk keluarga
kami.
Aku
rindu sekali dengannya. Aku rindu perdebatan yang biasa kulakukan dengannya
yang tak jarang aku yang memenangkannya, bahkan dia sering rela mengalah
untukku. Aku rindu merajuk kepadanya untuk mendapatkan apa saja yang ku inginkan.
Aku rindu omelannya saat aku yang terlalu sibuk dengan urusan lain yang lupa
akan kondisi tubuhku sendiri. Aku rindu segala tentangnya yang begitu
menyayangiku, selalu ada untukku.
Dia
yang seakan selalu cemburu dengan pacarku, selalu berusaha menjadi pria nomer
satu yang ada di hatiku dan di setiap hariku. Dia yang sering menggombaliku
layaknya aku kekasihnya. Menghubungiku ketika sehari saja aku tidak sedang
tidur di rumah. Yang mencium keningku sepulangnya kerja. berbagi keluh kesah
semalam suntuk.
Ku
pikir aku takkan merasakannya lagi, nyatanya Engkau masih sangat baik padaku. Meski
belum ku rasakan lagi seutuhnya seperti dulu, tapi ku yakin perlahan semua akan
kembali lagi seperti sedia kala. Dia yang sudah mulai rewel, kembali berdebat
denganku, kembali menyebalkan dan penuh kekhawatiran saat menanyakan
keberadaanku. Kembali merasakan hangatnya peluk dan ciumnya. Mengusap hitam
rambutnya yang kini sudah bercampur dengan abu-abu. Memegang erat pinggangnya
ketika ia mulai lagi mengantarkanku ke terminal bis. Menghirup bau tembakau yang
dilepas bersama hembusan nafasnya. Merengek meminta uang, berebut channel tv,
semua hal tersebut perlahan kembali. (Papa)
Tebak
siapa wanita yang super kuat yang ku miliki selama ini? Dia kembali tersenyum
dan benar-benar tersenyum. Wajahnya terlihat lebih cantik sekarang, seakan
bebannya kini telah lepas. Terima kasih Engkau menghadirkannya di tengah
keluarga kami. Tanpanya aku pun takkan sekuat ini. Dia yang tak pernah putus
asa berdoa dan berusaha tegar semampunya. Dia yang mampu berdiri dan berjalan
saat kami tertatih, dia mampu menuntun dan menopang kami untuk tak menyerah dan
berjalan bersisian dengannya. Terima kasih Engkau memberikannya hati yang tulus
dan kuat, dia tak sedikitpun meninggalkan kami dalam kondisi apapun. Setidaknya
banyak sekali kesempatan untuknya pergi sejauh mungkin, nyatanya dia yang
berdiri paling tegak dan tetap bertahan. Kedua tangannya seraya mampu merengkuh
segalanya. (Mama)
Dan
saat kaki ini mencoba kembali berdiri, Engkau berikan seseorang yang mengulurkan
tangannya, menarikku, dan menyeka sisa air mata yang masih membekas di pipi. Membawakanku
hati yang baru, menghidupkan lagi semnagat yang mulai meredup, ikut
menghadirkan kembali senyum yang semula pudar. Dia yang kau hadirkan disaat
yang tepat, menggenggamku erat, dan mengajakku berjalan bersisian, menjadikanku
sosok yang lebih tegar dari sebelumnya, lebih dewasa dari sebelumnya,
menginspirasi hari-hariku, mengajakku berlari dan bermimpi setinggi-tingginya. Kini
bersamanya menjadikan mimpi terasa lebih dekat, menggapainya terasa lebih
bersemangat, dan bersamanya membuatku meninggalkan dunia pentas drama yang
sebelumnya erat membalutku. Biar ku titipkan rasa cinta dan sayang ini
kepada-Mu agar tidak mudah redup cahayanya, simpan di hatinya, biarkan rasa itu
tertanam dan tumbuh subur di sana. mungkin tak perlu ribuan kali mengungkapkan
isi hatiku kepadanya. Hanya ingin dia tau apapun kondisinya ku harap kita bisa
tegar mengahadapinya, tidak mudah menyerah, dan tidak melepaaskan genggaman
ini. Setidaknya dia tau dia luar biasa untukku, dan aku mencintainya. (Kamu)
Terima
kasih Engkau masih memberikanku kesempatan untuk merasakan hari-hari bersama mereka.
Tawa, tangis, suka, duka merupakan hal-hal yang tak bisa dihindari. Ada kalanya
matahari kembali menari setelah hari dibajak badai yang tak ada ampun. Seperti hari
ini, enam bulan sudah kebahagiaan ini kembali. Ketika roda kehidupan berputar,
setidaknya aku tau roda tak statis, karna berputarnya roda membuat kita
haruslah siap disegala posisinya. Mungkin saat ini kita di atas, tapi
bersiaplah ketika roda berputar kebawah, jangan pernah terpuruk karena roda pun
akan kembali berputar ke atas. Dan dalam kondisi apapun, baik di atas maupun di
bawah, sang penggerak roda tak pernah berpaling. Dan setelah kesulitan pasti
ada kemudahan. Setiap tetes air mata pasti akan terganti dengan kebahagiaan. Itu
janji-NyaJ
Hari di akhir Desember, yang segalanya berakhir, dan yang segalanya kembali. Dan ketika yang pergi digantikan dengan yang lebih baik.
Yang tersayang: Papa, Mama, Kamu ({})