Rabu, 28 Januari 2015

Cinta, Beritahu Aku!

Halo Cinta,
Aku masih tidak mengerti tentangmu. Yang aku tau kamu itu sebuah objek yang tidak bisa dilihat secara objektif, kamu juga sesuatu yang sangat kompleks, dan kamu adalah sesuatu yang sulit untuk dideskripsikan.

Cinta, apakah kamu memiliki banyak macam? Beritahu aku!
Apakah kamu sesuatu yang mudah dirasakan? Beritahu aku!
Apakah kamu sesuatu yang mudah datang dan pergi? Beritahu aku!
Apakah kamu sesuatu yang indah? Ataukah sesuatu yang menyakitkan? Beritahu aku!

Cinta, apakah aku salah jika merasakan kehadiranmu terlalu cepat? Aku merasakannya sekarang. Cinta jangan sembunyikan hal itu dariku, aku ingin tau apa yang kurasakan saat ini adalah nyata kamu. Aku sudah lelah menyalahartikanmu, aku bingung melihatmu yang senang sekali datang dan pergi dengan mudahnya, aku takut jika kamu saat ini hanya datang untuk berteduh sebentar kemudian berlalu. Apakah kamu senang menjahili? Atau malah aku yang sering salah menilaimu?

Cinta, mengapa orang-orang senang sekali mengatasnamakanmu dalam segala hal? Sedahsyat apakah dirimu hingga mampu membuat orang-orang begitu mengagungkanmu, beberapa jatuh sakit, dan tak sedikit yang mati karenamu? Cinta, apakah kamu sesuatu yang sangat berbahaya? Beritahu aku!

Cinta, aku tau sekarang kalau kamu benar-benar sesuatu yang luar biasa. Kamu bukan sesuatu yang bisa dipermainkan, bukan sesuatu yang sepele, bukan sesuatu yang sederhana, dan bukan pula sesuatu yang bisa dianggap remeh. 

Cinta, bisakah kali ini kamu hadir bukan hanya untuk sesaat? Bisakah kamu tidak pergi lagi? Bisakah kamu tetap berada di hatinya? Aku ingin selalu merasakan kehadiranmu saat bersamanya, aku tidak ingin kamu memudar seperti warna pada baju yang sering sekali dicuci, atau seperti permen karet yang hambar setelah sekian lama dikunyah, tapi aku ingin kamu hadir seperti air zamzam yang akan terus mengalir dari masa ke masa.

Cinta, selamat datang lagi di kehidupanku. Terima kasih sudah melembabkan kulit hatiku yang kering, menutup permukaan yang luka seperti sel-sel kulit yang baru. Aku tau aku harus lebih menjagamu, dan menjaga hadirmu, di hatinya.

NB: untukmu yang baru hadir

Rabu, 14 Januari 2015

Kandas

Apa sebab cinta kandas? Mungkin lebih tepatnya "apa sebab cintaku lagi-lagi kandas?" Ya seperti itulah keadaannya. Ini bukan masalah aku yang plin-plan dan mudah jenuh, tetapi ini semua masalah perasaan, kenyamanan, dan masa depan. Hei, usiaku saat ini sudah menginjak 21 tahun, akhir tahun ini angka dibelakang 2 akan berubah jadi kembar. Aku tau saat ini terlalu tua untuk bermain-main dengan cinta, tetapi juga terlalu muda untuk terlalu serius. Entah apa yang terjadi kemarin, tetapi aku yakin semua adalah rencana-Nya, semua sudah diatur sedemikian rupa oleh-Nya, aku sudah berusaha semampuku, tapi keraguan itu terus saja menggerogoti hati dan pikiranku. Sudah sepantasnya aku serahkan semua kepada-Nya. Dari awal aku menerimanya, aku sudah berserah diri kepada-Nya. Ya, aku istikhoroh. Semua terasa dipermudah hingga pertengahan tahun. Saat Idul Fitri pun kami diizinkan silaturrahmi lebih jauh, ku fikir jalan ku dengannya semakin dipermudah, hati ini semakin merasa yakin akan dirinya. 

Bulan-bulan selanjutnya masih terasa indah dan bahagia, meski tidak terlepas dari pertengkaran-pertengkaran kecil yang hadir di hari-hari kami. Tetapi mendekati akhir tahun keributan-keributan kecil itu sangat berdampak besar untukku, semakin kami bertengkar semakin ragu perasaanku terhadap dirinya. Ku panjatkan doa kepada Yang Maha Membolak-balikan Hati ini, ku cari jawaban atas semua keraguan ini. Ku diskusikan kepada keluarga, sahabat, dan pastinya dengan diriku sendiri. Ku ceritakan semua yang mengganjal. Dan pada akhirnya aku meminta ridho orang tua ku atas keputusan yang akan aku ambil. Mereka hanya mendoakan yang terbaik untukku. Aku rasa aku tidak menyesal sedikitpun dengan keputusan yang telah ku ambil. aku tau semua proses telah ku lalui, tidak gegabah, dan dengan kepala dingin. Aku yakin keputusan akhirku sudah benar. 

Setelah memutuskan kalau aku sudah tidak bisa melanjutkan hubungan ini, aku tau resiko apa yang akan aku terima. Ya, aku tau betul bagaimana resikonya. Aku tau aku kuat dan bisa melalui semuanya. Aku tau Allah lebih tau mana yang terbaik untuk hidupku.

Manusia memang hanya bisa berencana, berusaha, dan berdoa untuk itu, tetapi semuanya harus dikembalikan lagi kepada Sang Pengatur Takdir. Memang tidak mudah menerima bahwa apa yang kita miliki sekarang diambil lagi oleh Sang Maha Pemilik. Kita dipertemukan dengan seseorang mungkin tidak untuk kita miliki selamanya. Semua ada masanya. Mereka hadir bukan hanya sekedar untuk hal yang sia-sia. Mereka hadir sebagai pembelajaran hidup, dari tiap orang kita akan belajar hal yang berbeda untuk kita ambil hikmahnya. Rasa sakit bukan untuk melemahkan, tapi untuk menguatkan dan menyadarkan kita bahwa rasa itu akan membuat kita lebih tegar dan takkan ada lagi goresan luka yang sama.

Untuk kamu, semoga kamu mengerti bahwa kita memang tidak bisa menentukan takdir kita sendiri. Semua yang kita lalui tersimpan rapi dalam memoriku. Akan ada wanita yang sesuai untukmu dikemudian hari. Terima kasih sudah mau berjuang bersamaku, aku tau semua kejadian yang kita alami memberikan kita sebuah pelajaran hidup yang mendalam. Kamu baik, baik sekali, tetapi saat ini kamu bukan yang terbaik untuk diriku, begitu juga aku padamu. Dan.. aku tidak pernah peduli apa kata orang tentangku, tentangmu, dan tentang hubungan kita. Yang jelas semua cerita kita hanya kita yang tau :)

Aku. Yang pernah melintas di hatimu