Rabu, 08 Juli 2015

Hari di akhir Desember

Pagi, terima kasih sudah datang membangunkanku. Aku sudah sangat lelah terlelap dan bermimpi. Walaupun aku masih tak bisa menghindari sang malam yang akan selalu memaksa kedua kelopak mata tertutup dan kembali bermimpi. Senang rasanya kau hadiahi sebuah hari yang cerah di akhir tahun ini yang kemudian menghadirkan hari-hari indah kedepannya. Mimpi burukku sudah berakhir kan? Sudah cukup yah. Rasanya sudah lama tak menghirup udara pagi sesegar ini. Masa bodoh dengan jalur air mataku yang belum mengering, setidaknya senyuman itu sudah kembali. Senyuman yang sekian lama pudar, kehadiran jiwa dan tawa seseorang yang lama hilang kini sudah kutemukan kembali adanya. Raga yang belum lama kulihat seperti patung, kosong, tak bernyawa, kini sudah bisa kurasakan lagi hangat sentuhannya. Terima kasih untuk Yang Maha Pengasih, Engkau mengembalikannya untukku, untuk keluarga kami.

Aku rindu sekali dengannya. Aku rindu perdebatan yang biasa kulakukan dengannya yang tak jarang aku yang memenangkannya, bahkan dia sering rela mengalah untukku. Aku rindu merajuk kepadanya untuk mendapatkan apa saja yang ku inginkan. Aku rindu omelannya saat aku yang terlalu sibuk dengan urusan lain yang lupa akan kondisi tubuhku sendiri. Aku rindu segala tentangnya yang begitu menyayangiku, selalu ada untukku.

Dia yang seakan selalu cemburu dengan pacarku, selalu berusaha menjadi pria nomer satu yang ada di hatiku dan di setiap hariku. Dia yang sering menggombaliku layaknya aku kekasihnya. Menghubungiku ketika sehari saja aku tidak sedang tidur di rumah. Yang mencium keningku sepulangnya kerja. berbagi keluh kesah semalam suntuk.

Ku pikir aku takkan merasakannya lagi, nyatanya Engkau masih sangat baik padaku. Meski belum ku rasakan lagi seutuhnya seperti dulu, tapi ku yakin perlahan semua akan kembali lagi seperti sedia kala. Dia yang sudah mulai rewel, kembali berdebat denganku, kembali menyebalkan dan penuh kekhawatiran saat menanyakan keberadaanku. Kembali merasakan hangatnya peluk dan ciumnya. Mengusap hitam rambutnya yang kini sudah bercampur dengan abu-abu. Memegang erat pinggangnya ketika ia mulai lagi mengantarkanku ke terminal bis. Menghirup bau tembakau yang dilepas bersama hembusan nafasnya. Merengek meminta uang, berebut channel tv, semua hal tersebut perlahan kembali. (Papa)

Tebak siapa wanita yang super kuat yang ku miliki selama ini? Dia kembali tersenyum dan benar-benar tersenyum. Wajahnya terlihat lebih cantik sekarang, seakan bebannya kini telah lepas. Terima kasih Engkau menghadirkannya di tengah keluarga kami. Tanpanya aku pun takkan sekuat ini. Dia yang tak pernah putus asa berdoa dan berusaha tegar semampunya. Dia yang mampu berdiri dan berjalan saat kami tertatih, dia mampu menuntun dan menopang kami untuk tak menyerah dan berjalan bersisian dengannya. Terima kasih Engkau memberikannya hati yang tulus dan kuat, dia tak sedikitpun meninggalkan kami dalam kondisi apapun. Setidaknya banyak sekali kesempatan untuknya pergi sejauh mungkin, nyatanya dia yang berdiri paling tegak dan tetap bertahan. Kedua tangannya seraya mampu merengkuh segalanya. (Mama)

Dan saat kaki ini mencoba kembali berdiri, Engkau berikan seseorang yang mengulurkan tangannya, menarikku, dan menyeka sisa air mata yang masih membekas di pipi. Membawakanku hati yang baru, menghidupkan lagi semnagat yang mulai meredup, ikut menghadirkan kembali senyum yang semula pudar. Dia yang kau hadirkan disaat yang tepat, menggenggamku erat, dan mengajakku berjalan bersisian, menjadikanku sosok yang lebih tegar dari sebelumnya, lebih dewasa dari sebelumnya, menginspirasi hari-hariku, mengajakku berlari dan bermimpi setinggi-tingginya. Kini bersamanya menjadikan mimpi terasa lebih dekat, menggapainya terasa lebih bersemangat, dan bersamanya membuatku meninggalkan dunia pentas drama yang sebelumnya erat membalutku. Biar ku titipkan rasa cinta dan sayang ini kepada-Mu agar tidak mudah redup cahayanya, simpan di hatinya, biarkan rasa itu tertanam dan tumbuh subur di sana. mungkin tak perlu ribuan kali mengungkapkan isi hatiku kepadanya. Hanya ingin dia tau apapun kondisinya ku harap kita bisa tegar mengahadapinya, tidak mudah menyerah, dan tidak melepaaskan genggaman ini. Setidaknya dia tau dia luar biasa untukku, dan aku mencintainya. (Kamu)


Terima kasih Engkau masih memberikanku kesempatan untuk merasakan hari-hari bersama mereka. Tawa, tangis, suka, duka merupakan hal-hal yang tak bisa dihindari. Ada kalanya matahari kembali menari setelah hari dibajak badai yang tak ada ampun. Seperti hari ini, enam bulan sudah kebahagiaan ini kembali. Ketika roda kehidupan berputar, setidaknya aku tau roda tak statis, karna berputarnya roda membuat kita haruslah siap disegala posisinya. Mungkin saat ini kita di atas, tapi bersiaplah ketika roda berputar kebawah, jangan pernah terpuruk karena roda pun akan kembali berputar ke atas. Dan dalam kondisi apapun, baik di atas maupun di bawah, sang penggerak roda tak pernah berpaling. Dan setelah kesulitan pasti ada kemudahan. Setiap tetes air mata pasti akan terganti dengan kebahagiaan. Itu janji-NyaJ

Hari di akhir Desember, yang segalanya berakhir, dan yang segalanya kembali. Dan ketika yang pergi digantikan dengan yang lebih baik.

Yang tersayang: Papa, Mama, Kamu ({})