Minggu, 31 Mei 2015

Asumsi Cinta

"Cinta seharusnya tak ada rasa sakit yang menyertainya".. banyak sekali kutipan seperti ini atau banyak sekali pemahaman seperti ini. Andai khalayak tau cinta tidak pernah disertai rasa sakit sedikitpun, hanya mungkin belum sampai benar pada pemahaman tentang cinta itu sendiri. Sebenarnya saat ada luka ataupun duka, cinta itu sendiri yang akan menghapusnya, karena cinta bukanlah transformasi dari rasa sakit melainkan penawar dari rasa sakit tersebut. Cinta, hawa nafsu, obsesi, kadang bedanya hanya setipis benang saja. Kita memang sering lalai, atau mungkin sering sok tau menilai dan mengartikan perasaan yang ada. Sebagai manusia memang berasumsi adalah hal yang tidak bisa terlepas dari dalam fikiran. Tak jarang yang menganggap cinta adalah sesuatu yang jahat, mengerikan, dan sesuatu yg rumit untuk dimengerti. Tapi menurutku cinta adalah hal yang sangat sederhana untuk dipahami, tetapi sangat sulit untuk dimiliki. Tak butuh fisik yang kuat untuk menggenggam cinta, tetapi hanya butuh hati yang lembut dan ikhlas. Cinta seharusnya tak ada sedikitpun unsur kemunafikan, pamrih, apalagi dendam. Apakah tulisanku terasa berlebihan? Sepertinya tidak. Kita bisa belajar apa itu cinta setidaknya dari tiga hal yang sangat erat kaitannya di dalam kehidupan kita. Cinta yang paling tinggi memang hanya untuk sang pencipta dan Baginda Rasulullah. Allah mencintai kita dan kita tau Allah tak pernah sesikitpun meninggalkan kita, dan betapa besar cintanya kepada kita, takkan pernah terhingga. Kemudian cintanya Baginda kita Nabi Muhammad SAW kepada para ummatnya, semua yang beliau lakukan untuk kita tak ada tandingannya, betapa tulusnya beliau mencintai kita. Kemudian kedua orangtua kita. Cinta yg takkan pernah bisa terbalaskan walaupun kita memberikan sebongkah emas setiap harinya seumur hidup kita. Kita bisa berkaca dari 3 cinta ini dan kita akan tau cinta memang luar biasa adanya. Cinta sedahsyat itu. Cinta bukan sesuatu yang mengerikan bukan?
Lalu bagaimana dengan kita? Selain mencintai 3 hal ini, apakah kita benar-benar memiliki cinta tersebut untuk seseorang yg (menurut kita) kita cintai? Cinta memang membutuhkan pengorbanan, dan pengorbanan itulah yng terasa sakit,kemudian cinta yang akan menghapus kesakitannya. 

Aku tau saat ini aku pun masih berusaha memiliki cinta itu. Kadang ingin sekali aku berjanji untuk tidak meninggalkan dia dalam keadaan apapun, menerima seluruh kekuarangannya, bertahan dalam keadaan apapun dengannya, selalu berada di sampingnya seberat apapun masalah yang sedang kami hadapi, meyakinkan dia bahwa akulah yang mampu menjadi rumahnya, bukan yang lain. Tapi apakah aku sanggup memegang janji tersebut? Entahlah, hati ini berteriak kencang menyanggupi, tapi mulut ini hanya kelu terdiam, mata hanya terpaku menatap. Mungkin memang cukup diriku dan Tuhan yang tau. Rasa sakit itu sering kali membalut, tapi ku pahami itu sebagai bagian dari perjuanganku. Tak perlu kupikirkan dulu apakan dia pantas atau tidak ku perjuangkan, nyatanya cinta tak menuntut sejauh mana orang yg patut untuk diperjuangkan. Aku sudah memilih lalu akan kulakukan sepenuh hati ini. 

Tuhan, aku ingin sekali memiliki cinta itu. Aku tidak pernah tau apakah perjuanganku ini sudah pada orang yang tepat tapi aku tak peduli, aku sudah meyakinkan hatiku. Aku tau Tuhan Kau Maha Membolak-balikan Hati, tapi bolehkah aku meminta-Mu untuk menetapkan hatiku lalu merekatkannya pada tempat yang saat ini memanglah tujuanku? Aku tidak bisa melawan takdirmu tetapi setidaknya aku bisa memintamu untuk meneguhkan hatiku. Berikan hatinya cinta seperti cinta yg selalu hadir di hatiku Tuhan. Tak ada tempat meminta kecuali kepada-Mu. Ketika aku minta yg terbaik, semoga Engkau membuatnya menjadi lebih baik dan pada akhirnya menjadi yang terbaik. Semoga besarnya cintaku Engkau hadirkan selalu di hatinya, biarkan larut dalam setiap aliran darahnya. Karena ku tau cinta dari-Mu tak pernah salah dan keliru. Maka cukuplah aku memintanya dari-Mu. Terima kasih Tuhan untuk semua rasa indah yg telah Engkau berikan kepada kami, ummat manusia :)

NB: Untuk kata-kata yang tak dapatku perbincangkan langsung denganmu, mungkin tulisan ini dapat menyampaikannya untukku..

2 komentar:

  1. Jawabannya , kita hanya dituntut untuk melakukan yg terbaik, bila dia baik untuk kita, dia akan bertahan. Tapi jika dia tidak cukup baik untuk kita, jadikan itu sbagai pelajaran. Dan percayalah Allah sudah menyiapkan yg terbaik untuk kita.

    BalasHapus
  2. Jawabannya , kita hanya dituntut untuk melakukan yg terbaik, bila dia baik untuk kita, dia akan bertahan. Tapi jika dia tidak cukup baik untuk kita, jadikan itu sbagai pelajaran. Dan percayalah Allah sudah menyiapkan yg terbaik untuk kita.

    BalasHapus